Friday, October 31, 2008

mbak, masih berangkat hari ini?

"mbak, masih berangkat hari ini?" tanya mamanya dimas, tetangga seberang rumah.
"iya, ceu. cutinya nanti," jawabku sambil buru-buru jalan karena kayaknya udah kesiangan.

"gimana persiapannya? deg-degan ya karena dah deket hari H-nya?" tanya temanku.
"gw lebih deg-degan kerjaan gw kelar before deadline atau kagak. huhuhu...." jawabku miris.

"siapkan mentalnya ya, ukhti. banyak2 zikir supaya hati tenang dan ikhlas," guruku menasihati.
"amin. jazakillah mbak atas taujihnya. ana masih masuk kerja, nih..." aku jawab telepon sambil nyengir.

bismillah.... semoga deadline kekejar. editan kelar, storyboard utk pemotretan selesai, pemotretannya jg lancar. amin....

Tuesday, October 28, 2008

aku pagi ini

pagi ini gak berangkat bareng blacknim. ehm... semalam pulangnya telat, tp bukan krn sebab. hujan deras yg mengguyur jakarta semakin menambah macet jalan raya. akhirnya sampai rumah lebih malam dari biasanya.

"lan, besok ndak usah bawa motor ya. hujan2 begini orang yg di rumah khawatir kalo lan bawa motor," ibu memberi pesan sponsor semalam.

yah, apa boleh buat. menurut saja deh.

ndak masalah sih pp kantor-rumah dgn angkutan umum. cuma dua kali. tapi berangkatnya bikin bete. 509 memang gak pernah mengubah tabiatnya. menanti penumpang dgn penuh kesabaran (baca: ngetemnya lama banget), trus kalo belum oleng tuh minibus, belum berhenti naikin penumpang. belum lagi aroma pagi di angkutan. ada wangi sekali, aroma becek jalanan, aroma badan, sampai asap2 yg mengepul dr lintingan rokok orang2 yg aku anggap gak tau diri. hiks...

sampai di kantor masih tergolong pagi, bisa menyapa sekuriti yg biasanya cuma dapat anggukan kepalaku plus helm2nya. bisa ketemu si muti yg manis si anak bukune, bisa tilawah di angkot lagi. ah, jadi ingat zaman ngantor awal2 di depok sana.

trus pas lg search ttg design grafis, eh nyasar di blog seseorang yg masang puisinya gie sbg backsound blognya. huhuy... yg baca nicholas saputra. selama ini gak gitu suka film atw hal2 yg berhubungan dgn gie. tapi pas dengar puisi ini, kok manis sekali. hayah... kok aku jadi suka puisi sih...?

Sebuah Tanya

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”

Monday, October 27, 2008

tentang satu langkah, tentang akad untuk menikah

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

“Pernikahan adalah akad untuk meninggalkan kemaksiatan, akad untuk saling mencintai karena Allah SWT, akad untuk saling menghormati dan menghargai, akad untuk saling menerima apa adanya, akad untuk saling menguatkan keimanan, akad untuk saling membantu dan meringankan beban, akad untuk saling menasihati serta akad untuk setia kepada pasangannya, baik dalam suka maupun duka, dalam kefakiran dan kakayaan, juga dalam sakit dan sehat.”
(Cahyadi Takariawan, Di Jalan Dakwah Kugapai Sakinah)

Saya bukanlah seseorang yang memiliki karakteristik seperti Khadijah, tidak secantik dan sepandai Aisyah, pun tidak sebijak dan qanaah layaknya Fatimah. Saya hanyalah seorang manusia biasa, yang punya banyak kekurangan dan sering alpa.

Dia bukanlah seperti sosok idola saya, Nabi Muhammad saw, Rasulullah tercinta. Ia tidak seperti sahabat Rasulullah favorit saya, Umar ibnul Khaththab, seorang yang tegas namun tetap bersahaja. Bahkan tidak pula seperti Fahri dalam Ayat-ayat Cinta meski namanya serupa.

Namun kami memang tidak mencari kesempurnaan. Kami tekadkan ini langkah awal dalam perjuangan panjang. Dan Bismillah, demi asma-Nya, kami melangkah. Kami ikuti sunnah hasanah Rasul-Nya, menggenapkan setengah agama.

Kami mohon doa dan restu Bapak, Bunda, Om, Tante, Kakak, Mbak, Mas, Adik, Sahabat, dan teman-teman semua. InsyaAllah kami akan melangsungkan akad nikah dan walimah pada;

Hari Ahad, 2 November 2008
Pukul: 09.30-15.00
di rumah mempelai wanita
Jln. Manunggal 2 No. 69 RT 004/04
Kp. Rambutan-Ciracas
Jakarta Timur

Mungkin tidak ada walimah mewah, makanan berlimpah, pesta meriah, maupun tempat megah. Namun kami berharap acara ini berkah, demi syiar dan mencegah fitnah.

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika selama ini ada tingkah, sikap, tulisan, atau interaksi apa pun yang tidak berkenan di hati Anda semua. Semoga Allah menganugerahi kita semua keberkahan-Nya. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

ian & fahri

Friday, October 24, 2008

antara butterfly effect dan dinar-dirham

pagi ini majalah sabili edisi Oktober nyampe di kubikel. seru-seru temanya. baru buka halaman depan aja udah bikin begidik sendiri. Judul utama artikel di halaman depan itu adalah "Butterfly Effect".
satu kepakan lembut dari seekor kupu-kupu, bisa berarti badai tornado yang akan datang di tempat lain.
sekecil apa pun keputusan yang kita putuskan, selalu memiliki kaitan dengan yang lain, apa pun itu.
ehm... jadi merenung sendiri. selama ini selalu egois bertindak, enggak mikirin dampak tindakan itu bakal berakibat seperti apa bagi orang lain. syukur-syukur berpengaruh positif, tp kayaknya dampak negatif aja deh yg keseringan. hiks... baru nyesel deh sekarang. semoga besok-besok gak terulang lagi. amin.

masih dari majalah sabili. kali ini di halaman2 terakhir. ttg krisis global yg melanda. yah, wacana ini bukan wacana baru, tp tetep antusias jg baca tulisan yg dikutip dari Prof. Umar Ibrahim Vadillo. yeah, lawan kapitalisme dengan Dinar-Dirham. bahasanya mudah utk sekelas saya yg enggak mudah paham bahasa ekonomi. satu kutipan yg ngena banget adalah
krisis ekonomi yg menerpa AS menjadi bukti betapa kapitalisme senantiasa merepotkan dan uang kertas (fiat money) tak memiliki daya tahan kuat.
kembali ke butterfly effect td, ada koneksinya jg ya. krisis ekonomi AS ada di benua mana, ternyata bangsa Indonesia yang ada di benua Asia kena imbasnya jg. so, emang butuh kerja keras bersama utk melawan penjajahan berkedok kapitalis ini. kembali ke dinar-dirham. ah... lagi2 masih cita2. semoga bisa jadi nyata.

Wednesday, October 22, 2008

Ketika Dipanggil Antum

Huehehe.... rasanya aneh sekali dipanggil antum.
Pertama, antum kan panggilan ihtiram (hormat) utk laki-laki. Saya kan perempuan (iya, kan?)
Kedua, antum kan panggilan di kalangan tertentu gitu. Saya kan kalangan biasa (baca: ndablek. jawa-red)
Ketiga, yang manggil antum orang nekat itu.

Hehehe.... Dasarnya saya orang yg ceplas-ceplos, langsung aja labrak utk jgn manggil antum. Jelasin panjang kali lebar. Galak? Biarin aja...

Tuesday, October 21, 2008

Tentang Ketakutan

Aaaaaaaaaaah... gengsi rasanya saya menulis tentang ketakutan saya ini. Mungkin malu kalau kedegilan saya tampak oleh orang lain. Huh...!

Tapi buat apa mempertahankan gengsi dan harga diri, toh akhirnya itu semua gak berarti. Akhirnya, ketakutan itu harus saya akui. Yah, saya adalah si penakut. Cuma sama buah yg berambut saja saya bisa takut sampai pingsan. Cuma ngomong ke atasan saja saya canggung gak karuan. Cuma karena gak tahu besok bakal seperti apa saja saya takut kehilangan pekerjaan. Ih, kayak enggak punya Allah, Sang Maha Pelindung!

Rasa takut kan manusiawi, dalih saya. Tapi akhirnya saya sadari bahwa itu muncul ketika saya belum beraksi. Saya belum usaha yang akhirnya usaha itu meyakinkan hati bahwa saya bisa melaluinya.

Terbukti, saya yang takut setengah mati dengan buah "itu" akhirnya mulai berani. Karena apa? Karena setiap hari saya harus melewati 2 pohon besar buah itu, tentu berikut buah2nya yang sering berguguran di tanah.

Terbukti, saya yang canggung terhadap atasan 0saya bisa mencair karena beliau ternyata teman sekelas tante (istri om saya [om di dunia maya]). Ah..., ternyata dunia itu sempit ya?

Pokoknya, kekhawatiran, ketakutan yang tak berdasar itu bisa dilawan. Lawanlah diri sendiri karena ternyata ketakutan itu adalah ketakutan akan diri kita sendiri.

Monday, October 13, 2008

Memulai untuk Memilih

Utamakan yang Allah ridhai
Nasihat orang tua, turuti
Janganlah lebih berat ke urusan duniawi
Ingat, kita hidup untuk mengabdi pada Ilahi
Bukan kepada materi

Tuesday, October 7, 2008

ta'jil on the roadnya kok masih ada ya?

Pagi ini sebenarnya jalan TB Simatupang masih kategori lengang. Perempatan Cilandak jg gak macet2 amat. Yah, tapi masih kalah sepi sama hari Senin, hari "resmi" pertama masuk kerja setelah libur lebaran kemarin.

Em... karena aku dah beberapa kali "kesenggol" kendaraan di jalan raya, makanya sekarang2 ini makin hati2. Jalannya jg pelan2, gak kayak dulu lagi. Taat peraturan seperti berhenti sebelum garis putih, taati rambu lalulintas, patuhi aturan aman berkendaraan, bahkan menggunakan lajur kiri meski setengah mati nahan esmosi sama sopir2 angkot yg suka mangkal seenak hati. Yah, pokoknya aku makin "kalem" deh di jalan sekarang.

Tapi yang namanya jalanan bukan milik kita pribadi. Sudahlah kita berhati-hati, tapi belum tentu pemakai jalan lainnya mau peduli. Yah, memang risiko sih. Taqdir pula yang membuat aku pagi ini "tersentuh" motor.

Jalur jalanku menuju Ciganjur memang tidak begitu lebar. Volume kendaraan yg ke arah Ciganjur pun tergolong lengang, bahkan di hari2 biasa (bukan setelah Hari Raya). Sebaliknya, volume kendaraan dari arah Ciganjur menuju Cilandak itu lumayan banyak, tetapi rata2 adalah kendaraan roda dua. Tau kan kebiasaan roda dua? Yup, salip-menyalip yg itu berarti mereka bakal pake jalur arah yg berlawanan (nyalipnya rata2 ke kanan, lajur yg ke arah Ciganjur, yaitu lajurku).

Sebenarnya kebiasaan itu dah aku tau dari pertama kali lewat sini, makanya selalu hati-hati banget kalo pas lewat sini. Tapi namanya dah taqdir, tadi pagi ada motor "nyenggol" tanganku. Motor itu mau ke arah Cilandak, tp gak sabar karena di depannya agak padat. Si motor itu dengan cepatnya ambil lajur kanan dan.... "zzzrrrrrrrrrrrrrrttttttttttttt" tanganku kena stang kanannya.

"Astaghfirullah," segera aku menepi ke kiri. Alhamdulillah, cuma tiga jari yang luka. kelingkingku yg paling parah, dia langsung mengucurkan darah. si motor tadi? yah, sudahlah. dia sudah pergi entah ke mana. Semua ini jadi pembelajaran buatku, semoga Allah senantiasa melindungiku, menaungiku dengan segala rahmat, berkah, dan ampunan-Nya. Amin