Wednesday, December 16, 2009

Begini Rasanya Jadi Ibu


Tanggal 28 Agustus 2009 lalu adalah hari bersejarah bagiku. Itulah hari pertama aku merasakan bagaimana perjuangan seorang ibu dalam rangka mengantarkan buah hati ke dunia baru. Waktu itu bertepatan dengan hari ketujuh Ramadhan. Aku masih ikut sahur dan siap shaum pagi harinya. Namun, rasa mulas yang rutin per 5 menit sekali sudah kurasakan dari pukul 6. Aku dan ibu berangkat ke klinik bidan yang letaknya hanya membutuhkan 2 menit berjalan santai ala bumil yang sedang kontraksi. Sementara itu, suami masih masuk kerja karena aku pikir mungkin belum waktunya lahiran.

Setelah sampai di bidan, periksa dalam, dan bidan bilang, “Bu, sudah pembukaan dua. Langsung pesan kamar, ya?” Dalam hati aku berpikir, kayaknya kalau bukaan dua sampai bukaan sempurna masih lama, deh. Tapi aku nurut aja. Selanjutnya, aku balik ke rumah karena aku belum bawa apa2 ke bidan. Semua keperluan persalinan memang sudah disiapkan dalam ransel, jadi tinggal aku bawa. Aku pun balik lagi ke bidan sendiri karena ibu harus dagang di warung.

Jam 9 suami telepon, padahal aku sedang mulas2nya, tapi tetep sok kuat dan cuma bilang, “Udah, nanti aja pulang kantor baru ke sini.” Tapi suami tetep mau pulang, katanya suaraku udah gak karuan kedengarannya. Hehehe… namanya juga lagi kontraksi. Akhirnya sampailah ia di klinik pukul 11-an dan bukaanku sudah hampir sempurna.

Pukul 12-an bukaan sudah sempurna, aku masuk ruang bersalin. Kontraksi makin aduhai, sementara bu bidan belum sampai. Bu bidanku masih dinas di puskesmas kecamatan, lalu ditelepon asistennya, lantas segera meluncur ke klinik untuk membantuku melahirkan. Alhamdulillah, pukul 14.15, bayiku lahir melalui proses normal, padahal bertanya 3.9 kg dan panjang 49.

Karena dari awal konsultasi aku bilang ke bidan mau ASIX untuk bayiku, aku pun menjalani IMD (Inisiasi Menyusui Dini), tapi hanya berlangsung sekitar 5 menitan. Itu karena pendarahan akibat perlukaan yang aku alami cukup banyak, sedangkan aku difonis animea seminggu sebelum melahirkan. Akhirnya, bayiku dibersihkan, sementara itu aku menjalani proses “jahit-menjahit” (sorry, kalo agak2 ilfil ya). Nah, 2 jam setelah melahirkan, aku didekatkan lagi ke bayiku. Alhamdulillah, si bayiku sudah pandai nenen. Meskipun demikian, ternyata ASIku belum keluar. Berkat info dari bidan, browsing, dan pengalaman teman-teman yang sudah melahirkan, aku tetap tenang. Aku yakin ASIku pasti keluar. Alhamdulillah, hari ketiga ASIku mulai keluar dan bayiku mulai nenen dengan lahapnya.

Seminggu kemudian, kami mengadakan aqiqah untuk bayiku sekaligus memperkenalkan namanya. Sebenarnya namanya sudah kami persiapkan ketika kandunganku memasuki usia empat bulan. Inilah dia bayi kami, namanya Nadi Azzamil Iman. Artinya "awal tekat kuat keimanan". Kini, Azzam sudah berusia 3 bulanan. Alhamdulillah masih ASIX. Nah, beginilah rasanya jadi ibu.