Tuesday, June 28, 2011

Belajar Masak Itu...

Assalamu'alaikum,

Em... sudah lama sekali menelantarkan blog ini. Tidak hanya blog ini sih, yang satunya juga. Yah, saya dirundung stag. Deadline demi deadline membatasi keinginan saya untuk sekadar menulis. Menulis apa saja, setidaknya agar tidak mati aksara.

Hey, udah ah curcolnya. Saya mau nulis tentang belajar memasak. Mungkin teman-teman sekolah atau kuliah saya akan kaget sekali kalau saya sekarang suka belajar memasak. Saya benar-benar boleh dibilang nol sekali untuk urusan dapur yang satu ini. Kalau ke dapur, biasanya cuma berurusan dengan ambil piring-ambil lauk-cuci piring. Yup, cuma itu. Tapi sekarang? Em..., karena sudah jadi emak-emak yang juga didaulat sebagai menteri keuangan rumah tangga, tentu saya harus pandai-pandai mengatur cash flow keuangan kami.

Bolehlah sesekali makan di luar, di rumah makan, atau restoran, sebagai ajang refreshing, atau rihlah keluarga. Tapi..., jangan sampai setiap hari harus beli lauk matang karena saya gak bisa masak, kan? Duh, bisa-bisa pengen punya rumah idaman hanyalah mimpi belaka. Jadi, mulailah saya mengenal wajan, panci, sutil, dan teman-temannya.

Suami tidak pernah mengharuskan saya memasak hidangan makanan kami, kok. Dia juga bukan tipe peaky eater. Maklumlah, mantan anak kosan, yang dapet kiriman bulanannya juga pas-pasan :D.

Namun, saya senang kok belajar memasak. Ada suatu tantangan tersendiri bagi saya ketika saya ingin makan sesuatu yang biasa tinggal dimakan, kini harus saya lalui proses membuatnya sendiri. Dan, saya sangat suka tantangan. Bisa nggak ya saya bikin ini? Kayaknya gampang deh bikinnya, dll...

Begitulah, saya pun jatuh cinta dengan proses belajar memasak saya. Terlebih, suami dan anak saya mendukung. Suami suka request makanan yang belum pernah saya buat, sementara anak saya, lahap sekali menyantap makanan racikan tangan saya. Duh, bahagiaaaaa rasanya kalau hasil jerih payah kita dihargai sedemikian rupa.

Pernah satu saat, teman saya nyeletuk. "Lho, katanya gak bisa masak. Tapi, kok setiap ngaji ada aja masakan yang dibuat."
Hehehe... gak bisa masak itu bukan berarti saya gak mau belajar masak, kan?

Nah, belajar memasak saya ini saya peroleh secara otodidak. Meski saya punya mamah mertua yang jago masak dan pernah ikut kursus masak, saya beberapa kali saja belajar langsung dari beliau. Rasanya saya kurang bisa belajar langsung dari masternya, jiper duluan sih... Jadilah saya belajar dari hasil browsing, baca buku, atau lihat tv.

Sekarang, ada tantangan baru lagi. Beberapa teman sampai-sampai mesen camilan atau satu menu masakan ke saya. Hah? Mereka gak salah, nih? Du, du, duuh... kalau yang ini, saya masih coba-coba. Meski banyakan khawatirnya daripada senangnya.

Tetap semangat, Ian. Ini juga bagian dari belajar memasak, lho. Siapa tahu kamu bisa jadikan usaha sampingan yang akhirnya membebaskanmu dari status pekerja bayaran ^_^

No comments: