Monday, November 8, 2010

Anti Penerbit Lain = Rugi

Assalamu'alaikum,

Mungkin ada beberapa teman yang kenal saya sebagai pekerja di sebuah penerbitan. Ya, memang saya adalah pekerja buku, tapi jangan tanya berapa buku yang saya sudah tulis, ya? Karena belum ada satu pun buku yang saya lahirkan. Nah, meskipun saya terikat secara kekaryawanan di sebuah penerbitan, tetapi saya bukan orang yang anti pada penerbit lain. Baik itu anti untuk bekerja sama, mengonsumsi produknya, maupun membagi ide bersama mereka.

Oleh sebab itu, saya tidak pernah menolak orang mengiklankan, menawarkan, bahkan memberi gratis (hehehe... maunya) buku terbitan lain kepada saya. Mengapa? Karena setiap kepala tentu punya ide-ide yang berbeda, yang bisa jadi tidak muncul di kepala saya, atau di buku-buku yang mampir di penerbitan saya. Wah, alangkah ruginya kalau saya menyia-nyiakan ilmu-ilmu itu melintas begitu saja.

Sejak saya memiliki anak, saya pun mulai mengamati buku-buku anak. Awalnya, saya berkeinginan untuk menuliskan buku untuk anak saya sendiri. Saya pikir, bacaan yang kelak dibaca anak saya itu setidaknya aman. Maksudnya, tidak menyimpang dari pengetahuan dasar yang telah saya yakini, terutama dalam hal keagamaan. Mulailah saya menulis sendiri, menggambar sendiri, mengemas dengan kertas-kertas ala kadarnya--yang saya "pulungi" dari rekan-rekan percetakan--, dan saya jilid sendiri. Hasilnya? Mungkin buku gambar anak TK zaman sekarang akan lebih bagus daripada "hasil karya" saya itu.

Seiring berjalannya waktu, dengan mengambing hitamkan pekerjaan yang menumpuk dan menguapnya hobi menggambar saya, saya pun lupa dengan cita-cita saya untuk membuat buku-buku untuk putra saya itu. Ah, lagi pula umur buku-buku asalan itu juga tidak pernah lama, sekarang sudah seperti apa itu bentuknya. Lagi pula, banyak hal yang belum saya kuasai. Masak saya mau anak saya seperti saya, yang gagap di sejarah, ilmu alam, dan masih banyak lagi? Alasan-alasan itu yang membuat pupus harapan saya untuk menulis buku untuk anak saya sendiri.

Oleh sebab itu, saya pun berburu buku. Buku-buku dari penerbit tempat sekarang saya bekerja maupun tempat kerja saya yang lama memang banyak. Tentunya saya punya jatah nomor lepas karena saya turut membantu di dapurnya. Tapi, saya masih lapar, saya masih suka ngelirik-lirik penerbit sebelah. Maunya sih dapat gratisan jg, tapi mana bolehlah? Ya sudah, akhirnya saya menabung demi memperoleh harta-harta tak ternilai itu.

Nah, itulah mengapa saya tidak pernah menolak jika ada tawaran-tawaran dari penerbit lain. Ada yang mau menawarkan saya buku? Saya terima dengan senang hati, apa lagi kalau cuma-cuma. Ada yang mau menawarkan untuk bekerja sama? Hayuk, ini kan dalam rangka memupuk amal jariah. Senangnya kalau bisa berbagi.

Wassalam.

No comments: