Monday, April 13, 2009

Allah Yang Mahatahu


Ada tiga hal yang sangat misterius di mata manusia, yaitu nasib, jodoh dan maut. Karena kemisteriusannya, terkadang manusia ”terburu-buru” ingin tahu. Ketika ada satu tahapan yang ia lalu yang berhubungan dengan tiga hal itu, ia pun terkadang tak sabar untuk segera memberitahu khalayak ramai. Padahal, tak seorang pun mengetahui tentang ketiganya selain Allah SWT.

Manusia memang diciptakan dengan karakter ”terburu-buru”, sebagaimana secara tegas dinyatakan oleh Allah SWT sendiri dalam Al-Qur`an, "Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa." (QS Al-Anbiya’ [21]: 37). Dampaknya, mayoritas manusia senantiasa ingin cepat selesai, maunya instan dan segera tuntas.

Salahkah? Ketergesaan itu membuat manusia lalai, tidak tuntas dalam berpikir, sehingga tindakan yang diambil pun tidak memuaskan. Yah, kita tahu bahwa toh tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi berusaha sebaik mungkin dengan tidak terburu-buru memutuskan atau melakukan sesuatu adalah bentuk ikhtiar untuk menjadi hamba yang itqan, profesional, tidak hanya dalam bekerja, namun juga dalam beribadah maupun berhubungan dengan sesama.

Saat masih sekolah, pada tingkat sekolah dasar dan menengah, manusia sering kali ingin cepat selesai, supaya bisa segera kuliah, dan kalau sudah kuliah, ia juga ingin cepat selesai agar segera kerja atau segera menikah, dan begitu seterusnya.

Di lain daerah, sebagian yang lain terburu-buru ingin kaya dengan cepat, akibatnya ia mencuri, meminta-minta, merampok, menjual diri atau menjarah harta atau lembaga lain yang bukan menjadi haknya. Na’udzubillaahi min dzaalik.

Demikian juga dengan dunia percintaan atau perjodohan. Tak jarang bahwa takdir perjodohan tersebut adanya di angka 7 (misalnya), tapi sudah dikejar semenjak angka 2, akibatnya proses yang berjalan dari angka 5 menuju angka 7 akan terasa lama sekali, inilah yang terkadang dianggap tak kunjung datang. Atau ternyata proses itu baru di angka 3, tapi diperlakukan seperti sudah di angka 1, serasa pasti benar dan tentu tak ada halangan lagi untuk mencapai angka itu, sehingga semua orang pun tahu bahwa mereka sudah pasti dan tentu bersatu, tapi lupa Allah-lah Sang Penentu. Allah Yang Mahatahu takdirmu.

Oleh karena itu, biarkanlah ia indah pada saatnya, duhai saudaraku. Simpanlah ia dalam hatimu jika proses itu belumlah tentu. Karena tidak ada yang lebih tahu siapa jodohmu selain Allah SWT, Yang Mahatahu.

*teruntuk saudara-saudariku yang menanti sebuah episode baru*

1 comment:

Anonymous said...

SuhanaLLAh